Mariyah Al-Qibtiyah
Segala Puji
Milik Allah atas segala karunia-Nya kepada kita semua, segala kenikmatan yang
tidak akan pernah kita sanggup untuk membalasnya, bahkan pun jika seluruh ‘amal
kebajikan manusia sejak Nabi Adam hingga akhir zaman dikumpulkan, tidak akan
ada nilainya dibanding setetes nikmat yang Allah turunkan ke muka bumi. Diblog
ini saya akan menceritakan sedikit cuplikan kisah Nabi Ismail a.s, semoga
kisah-kisah beliau dapat menjadikan kita semua yang membacanya menjadi pribadi
yang lebih baik lagi. Amin.
Seorang wanita asal Mesir yang dihadiahkan oleh Muqauqis, penguasa
Mesir kepada Rasulullah tahun 7 H. Setelah dimerdekakan lalu dinikahi oleh
Rasulullah dan mendapat seorang putra bernama Ibrahim. Sepeninggal Rasulullah
dia dibiayai oleh Abu Bakar kemudian Umar dan meninggal pada masa kekhalifahan
Umar. Seperti halnya Sayyidah Raihanah binti Zaid, Mariyah al-Qibtiyah adalah
budak Rasulullah yang kemudian beliau bebaskan dan beliau nikahi. Rasulullah
memperlakukan Mariyah sebagaimana beliau memperlakukan istri-istri beliau yang
lainnya. Abu Bakar dan Umar pun memperlakukan Mariyah layaknya seorang
Ummul-Mukminin. Dia adalah istri Rasulullah satu-satunya yang melahirkan
seorang putra, Ibrahirn, setelah Khadijah. Allah menghendaki Mariyah
al-Qibtiyah melahirkan seorang putra Rasulullah setelah Khadijah r.a. Betapa
gembiranya Rasulullah mendengar berita kehamilan Mariyah, terlebih setelah
putra-putrinya, yaitu Abdullah, Qasim, dan Ruqayah meninggal dunia.
Mariyah mengandung setelah setahun tiba di Madinah. Kehamilannya
membuat istri-istri Rasul cemburu karena telah beberapa tahun mereka menikah,
namun tidak kunjung dikaruniai seorang anak pun. Rasulullah menjaga kandungan
istrinya dengan sangat hati-hati. Pada bulan Dzulhijjah tahun kedelapan hijrah,
Mariyah melahirkan bayinya yang kemudian Rasulullah memberinya nama Ibrahim
demi mengharap berkah dari nama bapak para nabi, Ibrahim a.s. Lalu beliau
memerdekakan Mariyah sepenuhnya. Kaum muslimin menyambut kelahiran putra
Rasulullah . dengan gembira. Akan tetapi, di kalangan istri Rasul lainnya api
cemburu tengah membakar, suatu perasaan yang Allah ciptakan dominan pada kaum
wanita. Rasa cemburu sernakin tampak bersamaan dengan terbongkarnya rahasia
pertemuan Rasulullah dengan Mariyah di rumah Hafshah sedangkan Hafshah tidak
berada di rumahnya. Hal ini menyebabkan Hafshah marah. Atas kemarahan Hafshah
itu Rasulullah mengharamkan Mariyah atas diri beliau. Kaitannya dengan hal itu,
Allah telah menegur lewat firman-Nya :
“Hai Muhammad, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah
menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. “ (QS. At-Tahriim:1)
Aisyah mengungkapkan rasa cemburunya kepada Mariyah, “Aku tidak
pernah cemburu kepada wanita kecuali kepada Mariyah karena dia berparas cantik
dan Rasulullah sangat tertarik kepadanya. Ketika pertama kali datang,
Rasulullah menitipkannya di rumah Haritsah bin Nu’man al-Anshari, lalu dia
menjadi tetangga kami. Akan tetapi, beliau sering kali di sana siang dan malam.
Aku merasa sedih. Oleh karena itu, Rasulullah memindahkannya ke kamar atas,
tetapi beliau tetap mendatangi tempat itu. Sungguh itu lebih menyakitkan bagi
kami.” Di dalam riwayat lain dikatakan bahwa Aisyah berkata, “Allah memberinya
anak, sementara kami tidak dikaruni anak seorang pun.” Setelah Rasulullah wafat, Mariyah hidup
menyendiri dan menujukan hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah. Dia wafat
lima tahun setelah wafatnya Rasulullah, yaitu pada tahun ke-46 hijrah, pada
masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Khalifah sendiri yang menyalati
jenazah Sayyidah Mariyah al-Qibtiyah, kemudian dikebumikan di Baqi’. Semoga
Allah menempatkannya pada kedudukan yang mulia dan penuh berkah. Amin.
Akhirnya saya sebagai penulis hanya bermohon kepada Allah
swt, semoga dijadikan bagian dari bangunan dakwah yang kelak akan mengantarkan
Islam kembali menjadi Ustadziatul’alam, Kebenaran itu hanya datang dari Allah,
maka jangan sekali-kali kita ragu untuk mengambilnya sedang yang salah adalah
datang dari diri penulis pribadi
masih banyak kisah, diantaranya: nabi, sahabat nasbi dan wali yang dapat kita jadikan contoh dalam kehidupan kita, selengkapnya silahkan baca disini
masih banyak kisah, diantaranya: nabi, sahabat nasbi dan wali yang dapat kita jadikan contoh dalam kehidupan kita, selengkapnya silahkan baca disini